Bisnis.com, JAKARTA-- Baru berjalan
satu semester, proyeksi inflasi Indonesia pada 2015 dalam Survei
Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) kuartal II yang dilakukan Bank
Indonesia mengalami perubahan yang signifikan menjadi 6,47% atau lebih
tinggi dari proyeksi survei kuartal sebelumnya yang berada di level
5,67%.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan
seiring berjalannya semester I/2014, desakan berbagai kalangan pada
pemerintah untuk menaikan harga BBM semakin terlihat. Keenganan
pemerintah saat ini mengeksekusi langkah tersebut diprediksi akan
dilakukan pemerintah baru nantinya pada tahun depan.
“Yang dominan
sih di kuartal II sudah lebih kegambar arah capres terkait kenaikan
harga BBM. Selain itu pasti ada penyesuaian kenaikan harga listrik juga.
Kita pun memprediksi tahun depan di level 6,7%-7%,” ujarnya, Senin
(21/7/2014).
Dalam laporan hasil survei yang dirilis belum lama
ini ditunjukkan sebanyak 53,3% responden memperkirakan tingkat inflasi
di Indonesia pada 2015 berada di kisaran 6,1%-7% (mpe: 6,47%, yoy).
Jumlah responden memperlihatkan adanya penambahan dari survei pada
kuartal I/2014 yang hanya sebanyak 23,31% dari total responden.
Sementara
36,09% responden yang memprediksi inflasi 2015 di kisaran 5,1%-6% (mpe:
5,67%, yoy) pada survei kuartal I/2014 turun drastis hingga bersisa
6,7% responden pada survei kuartal II/2014. Tidak ada perbedaan
penjelasan faktor pemicu perubahan tersebut.
Penjelasan terkait
tingkat inflasi dalam hasil survei tersebut dinyatakan, “Responden
memperkirakan laju inflasi tahun 2015 akan dipengaruhi oleh performa
nilai tukar rupiah, ketersediaan barang, dan distribusi barang yang
stabil.”
Destry menegaskan salah satu kebijakan strategis yang
harus diambil pertama kali pemerintah baru memang berkaitan dengan
energi khususnya terkait subsidi BBM. Imbas dari keputusan tersebut,
pemerintah harus menghadapi laju inflasi yang akan berada di atas asumsi
laju inflasi tahun ini walaupun tidak seperti 2013 sampai 8,38%.
Dengan
asumsi pertumbuhan ekonomi 2015 yang ekspansi namun perlahan di 5,6%
(kisaran asumsi pemerintah di 5,5%-6%) seiring dengan prediksi penguatan
investasi, lanjut dia, laju impor pun akan cenderung naik. Hasil
hitungan dia dengan Tim Mandiri dinyatakan setiap kenaikan 10% harga BBM
akan berimbas pada kenaikan laju inflasi 0,8%-1%. Artinya, jika terjadi
kenaikan harga BBM sebesar 30%, laju inflasi akan bertambah 2,4%-3%.
Namun
demikian, asumsi tersebut dipakai jika kenaikan harga BBM terjadi pada
kuartal I/2015. Jika langkah strategis itu dilakukan diluar itu dengan
kenaikan harga yang lebih tinggi, lanjut Destry, inflasi pun akan lebih
tinggi. “
The sooner the better. Jadi penghematan APBN-nya lebih terasa dan bisa dipakai untuk pen
Indeks
Harga Saham Gabungan mengawali perdagangan hari Kamis (15/1) dengan
kenaikan 20,77 dari penutupan perdagangan kemarin sore. IHSG berada di
level 5.180 dan terus bertambah 23,087 poin. Hingga pukul 09.25 IHSG
berada di level 5.182,76. Sebanyak 136 saham mengalami kenaikan, 59
saham turun dan 59 saham dilaporkan stagnan. Volume penjualan mencapai
1,05 miliar lot saham dengan nilai transaksi 746,74 miliar rupiah.
Pasar global AS sendiri pagi ini ditutup melemah untuk keempat kalinya.
Indeks Dow Jones ditutup menurun 1,06 persen, sedangkan indeks S&P
500 turun 0,58 persen. Sementara, di pasar Asia Indeks Nikkei Jepang
menguat 0,67 persen dan indeks KOSPI Composite Korea Selatan juga naik
tipis 0,06 persen.
- See more at: http://www.idntimes.com/berita/read?kat=2&id=5721#sthash.tvqJjwdw.dpuf
gelolaan lainnya yang lebih produktif.”
Sumber : http://finansial.bisnis.com/read/20140721/9/244961/inflasi-2015-diprediksi-647
Indeks
Harga Saham Gabungan mengawali perdagangan hari Kamis (15/1) dengan
kenaikan 20,77 dari penutupan perdagangan kemarin sore. IHSG berada di
level 5.180 dan terus bertambah 23,087 poin. Hingga pukul 09.25 IHSG
berada di level 5.182,76. Sebanyak 136 saham mengalami kenaikan, 59
saham turun dan 59 saham dilaporkan stagnan. Volume penjualan mencapai
1,05 miliar lot saham dengan nilai transaksi 746,74 miliar rupiah.
Pasar global AS sendiri pagi ini ditutup melemah untuk keempat kalinya.
Indeks Dow Jones ditutup menurun 1,06 persen, sedangkan indeks S&P
500 turun 0,58 persen. Sementara, di pasar Asia Indeks Nikkei Jepang
menguat 0,67 persen dan indeks KOSPI Composite Korea Selatan juga naik
tipis 0,06 persen.
- See more at: http://www.idntimes.com/berita/read?kat=2&id=5721#sthash.tvqJjwdw.dpuf
Komisi
Pengawasan dan Persaingan Usaha (KPPU) mengatakan kecewa dengan
kebijakan menaikkan tarif batas bawah tiket pesawat yang diambil oleh
Menteri Perhubungan. Menurut Ketua KPPU, Nawir Messi, langkah Kemenhub
itu tidak bisa menjamin keselamatan penumpang, karena keselamatan
berkaitan dengan pengawasan bukan pada besaran tarif.
Meski tarif dinaikkan hingga dua kali lipat, tak ada jaminan soal
keselamatan tanpa pengawasan. Bagi Nawir, kenaikan tarif batas batas
bawah itu hanyalah kambing hitam buruknya pengawasan sektor udara. Bagi
Nawir, langkah menaikkan tarif tersebut merupakan langkah terburu-buru
dan lebih baik jika Kemenhub menunggu hasil investigasi untuk menjawab
penyebab kecelakaan pesawat yang menimpa AirAsia
- See more at: http://www.idntimes.com/berita/topik?id=14#sthash.S2RmfMh1.dpuf
JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia
(BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level
7,75 persen. Padahal, pemerintah akan menurunkan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM).
Sebelumnya, pada 18 November 2014 lalu,
"> BI menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) dari 7,50 persen menjadi 7,75 persen.
Menanggapi hal ini, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyebut, dengan ditahannya suku bunga acuan atau BI Rate merupakan
keputusan yang tepat.

"Saya kira sudah pas keputusannya, saya bilang sudah pas," ucap
Bambang di Kantor Kemenko bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis
(15/1/2015).
Bambang menjelaskan, yang terpenting saat ini adalah bagaimana menjaga stabilitas.
"Kondisi begini karena kita harus jaga
stabilitas," imbuhnya.
Dirinya pun tidak dapat mengetahui kapan BI Rate diturunkan lagi atau
dinaikkan. Menurut Bambang, hal tersebut kondisional. "Nanti saja yah,"
paparnya.
Indeks
Harga Saham Gabungan mengawali perdagangan hari Kamis (15/1) dengan
kenaikan 20,77 dari penutupan perdagangan kemarin sore. IHSG berada di
level 5.180 dan terus bertambah 23,087 poin. Hingga pukul 09.25 IHSG
berada di level 5.182,76. Sebanyak 136 saham mengalami kenaikan, 59
saham turun dan 59 saham dilaporkan stagnan. Volume penjualan mencapai
1,05 miliar lot saham dengan nilai transaksi 746,74 miliar rupiah.
Pasar global AS sendiri pagi ini ditutup melemah untuk keempat kalinya.
Indeks Dow Jones ditutup menurun 1,06 persen, sedangkan indeks S&P
500 turun 0,58 persen. Sementara, di pasar Asia Indeks Nikkei Jepang
menguat 0,67 persen dan indeks KOSPI Composite Korea Selatan juga naik
tipis 0,06 persen.
- See more at: http://www.idntimes.com/berita/read?kat=2&id=5721#sthash.tvqJjwdw.dpuf
etiga,
papar dia, permasalahan utama inflasi pada bahan makanan dan
barang-barang konsumsi pokok ialah pada ketersediaannya (suplai)
sehingga seharusnya diatasi dari sisi menambah pasokannya bukan menambah
suku bunga acuan. Keempat, tambah dia, kenaikan BI rate telah membuat
perbankan harus (mau tidak mau) melakukan penyesuaian suku bunganya
sehingga lebih tinggi dari seb - See more at:
http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2170384/analis-berharap-bi-tetap-pertahankan-bi-rate-775#sthash.A5ahrLxP.dpuf
etiga,
papar dia, permasalahan utama inflasi pada bahan makanan dan
barang-barang konsumsi pokok ialah pada ketersediaannya (suplai)
sehingga seharusnya diatasi dari sisi menambah pasokannya bukan menambah
suku bunga acuan. Keempat, tambah dia, kenaikan BI rate telah membuat
perbankan harus (mau tidak mau) melakukan penyesuaian suku bunganya
sehingga lebih tinggi dari seb - See more at:
http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2170384/analis-berharap-bi-tetap-pertahankan-bi-rate-775#sthash.A5ahrLxP.dpuf